KISAH KU
Dua
tahun di kota ini,lingkungan yang berbeda serta mulai membiasakan diri dengan
mulai belajar bahasa daerahnya. Di
mana aku harus menyesuaikan diri terhadap lingkungan serta masyarakatnya yang
berasal dari berbagai daerah bahkan pulau. Banyak suku budaya dapat
di temui di kota Jogja. Penduduk
yang ramah serta kedamaian kota ini membuat saya nyaman dan betah berkuliah di
kampus Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto,Yogyakarta. Disanalah cerita cinta ku
mulai bertumbuh hingga berakhir tanpa
sempat memiliki karena adanya belenggu antara dua insan yang berbeda.
Aku hanya seorang gadis pendiam,yang
kegiatannya bagai KUPU-KUPU selama satu semester. Dia terlihat pendiam, namun ketika ia telah
mengenal dan mulai percaya kepada orang lain.Ia takkan segan-segan bertingkah
konyol bahkan bertingkah bodoh di depan mereka. Gadis itu tinggal di
pondok putri disea,Wonocatur. Di
pondok tersebut dia sering menjadi bullyan dari teman-temannya, karena dia yang berstatus
single. Walaupun
aku sering di bully, aku
tidak merasa terasingkan oleh mereka, justru aku bahagia dengan tingkah laku
mereka yang begitu rupa. Mungkin, di balik pendiamnya, dia adalah anak yang
senang berbagi cerita pada teman satu kostnya. Dia berteman baik di
kostnya dan sangat dekat pada Siti, Susi, Venny, Pinto, Nettha, Beba, Lely, Heldy, Nohva
serta anak yang lain.
Setelah sebulan aku tinggal di
Jogja, keluar
sudah kepribadian yang ada pada diriku. Awalnya mereka tidak percaya bahwa saya
orangnya senang bercerita, makanya
setelah mereka tahu siapa aku sebenarnya, mereka hanya bisa terdiam dan kaget. Tapi, entah apa yang telah ku
lakukan pada saat itu. Aku
berteman baik dengan Kak Epy yang ternyata kakak itu memiliki musuh bebuyutan
dikost ini. Pertengkaran
dan salah paham pun terjadi antara aku dan Rani sepupu ku karena omongan kak
Epy, masalah
itu membuat aku dan Rani saling diam seperti orang yang musuhan. Beberapa hari kami tetap
diam-diaman hingga kak Nettha yang tahu permasalahan itu, Dia datang menemui kami
di kamar dan bertanya ”Kenapa kalian berdua diam-diaman Dek?” Rani menjawab “Nggak kenapa-kenapa kok Kak Net.”
Tiba-tiba saat aku dan Rani diam
ketika kak Nettha menyampaikan apa yang sebenarnya terjadi dan bagaimana watak
dari kak Epy. Terdengar
suara tangisan dari arah selatan kak
Nettha, tangisan
Rani membuat aku meneteskan air mata. Aku merasa bersalah ketika dari mulut Rani
keluar kata-kata ”Kenapa
kayak gitu kau sama ku Era? Lebih
percaya kau sama orang yang baru kau kenal daripada aku yang udah bertahun-tahun
bareng Ra?”.
Hatiku
hancur dan tetesan air mata semakin membasahi pipi ku,begitu juga dengan Rani. Di balik tangisan itu ada
kehangatan dan ketulusan yang kami dekap ketika aku dan Rani berpelukan. Pelukan tanda bahwa kami
telah berdamai dan tidak mempermasalahkan yang siapa yang membuat kami menjadi salah paham. Usai itu, kami melihat ke arah kak
Nettha dan mengucapkan “Terima Kasih kak Nettha, udah buat kami baikan dan
memberitahukan kami. kalau
kak Epy sering membuat hubungan pertemanan orang lain sirna.”
Canda tawa itu kembali menemani
hari-hari Era dan sepupunya, hubungan
mereka kian membaik tanpa ada kesedihan dan kemurungan dalam wajah mereka. Rani, selalu menjadi kakak buat
Era, dia
tak pernah lupa untuk mengingatkan Era agar tidak lupa untuk istirahat dan
makan setiap harinya. Mereka
bagaikan sepatu yang saling melengkapi dan saling mengiringi satu sama lain di
setiap langkah. Walaupun
mereka berbeda prodi, prodi tidak menjadi batas untuk
membuat keduanya berpisah bahkan berhenti komunikasi di kampus. Bila Era berada di gedung
seberang, Rani
tak segan untuk berteriak “Eraaaaa....” Begitu juga dengan Era yang selalu bersikap manja pada Rani
dimana pun Era bertemu dengannya. Pola
pikir mereka yang dewasa tidak menutupi sikap kekanak-kanakan yang mereka
miliki. Sikap
kekanak-kanakan tersebut yang selalu mengajarkan bahwa mereka harus dapat
bersikap baik dimana pun dan kapan pun. Kedekatan mereka membuat orang di
sekelilingnya berpikir kalau mereka kembar. Ternyata, saya dan Rani tidak
kembar, tapi
kami adalah sepupu kece. ”Hahahhaha....” Sepupu kece yang memiliki
kepribadian berbeda, yang
satu lugu dan polos serta mudah nangis, yang satu lagi selalu ingin di mengerti
dan apa yang di inginkan harus di penuhi. Pribadi yang melekat pada diri mereka, terlihat unik. Keunikan dan kepribadian
itu terkadang merugikan diri mereka sendiri. Sikap egois yang tak
dapat di hilangkan dari perorangan, sehingga
sering terjadi kesalahpahaman antara mereka. Sedekat apapun, seakrab apapun, dan sesayang apapun
keduanya tidak pernah lepas dari percecokan, perbedaan pendapat bahkan
permusuhan pun menghadang kedekatan itu.
“Kring.....kring......kring.............”suara
dari hanphone ku. Saya
kira Mama, ”Eh....
ternyata Yohannes”. Aku
matiin telpon dari dia. Setelah
telponnya ku matikan, Yohannes
kembali mengirim pesan singkat berbunyi “Hai Era, lagi ngpaen?” Dia Lelaki
baik, pendiam
dan berasal dari Solo. Aku
kenal dia karena kami sekelas di mata kuliah Agama. Dia anak jurusan teknik
mesin dan kami memiliki tanggung jawab di kelas sebagai Bendahara. Aku senang berteman
dengannya, sehingga
setiap kali ia butuh bantuan, sebisa
mungkin aku membantunya. Awalnya
pertemanan kami baik-baik saja, ketika
aku belum mengetahui kalau dia menyukai aku. Aku benci, kecewa, marah saat dia menyatakan
perasaan suka dan sayangnya pada ku. Hati
ku berkata “Tuhan, Mengapa
ini terjadi? Aku hanya ingin menjadi teman baiknya dan tidak lebih dari
hubungan teman”.
Sejak
ia menyatakan rasa sayangnya pada ku, aku mulai menjaga jarak dari dirinya, pesan-pesan yang ia kirim
tak pernah terbalas oleh ku. Telponnya
yang selalu ku reject. Sampai
saat aku tertidur, handphone
yang terletak begitu saja di atas tempat tidur, di lihat dan di pakai
oleh sepupu ku Rani. Tanpa
sepengetahuan ku ternyata Rani membalas pesan dari Yohannes yang bunyinya
mengajak aku jalan. Setelah
terbangun dari tidur, aku
mulai membuka handphone dan melihat kotak masuk pesan, ternyata perbincangan
yang mereka bahas sudah banyak. Tanpa
pikir panjang aku mengirim pesan kepada Yohannes kalau pesan-pesan yang
dikirimnya bukan aku yang balas. Dia
terkejut saat mengetahui itu, tidak
hanya dia yang terkejut. Tapi
aku ikut terkejut akan pembahasannya terhadap respon sepupu ku. Saat itu, aku merasa harga diriku
sebagai wanita telah jatuh, yang
selama ini aku jaga dan aku pertahankan. Sebab, Rani seakan-akan menolak
ajakan jalannya karena Yohannes hendak pergi menggunakan Trans Jogja. Ya Tuhan, kagetnya diriku
akan hal itu, hingga
aku tak tahu hendak membalas apa kepada Yohannes. Sampai akhirnya ku
hentikan mengirim pesan dan pesan yang darinya ku hapus dari ponselku.
Berakhir sudah pertemanan yang kami
jalin selama ini, ia
tak pernah membantuku lagi menjalankan tanggung jawab sebagai bendahara, ia mulai jarang masuk jam
kuliah agama, ia
mulai tak pernah bergabung dalam komunitas mahasiswa katolik. Rindu terhadap masa
berteman dengannya, namun
rasa kecewa yang ku miliki lebih besar dari rindu ku. Yang awalnya ku tahu dia
tak merokok, sekarang
aku melihatnya menghisap rokok di depan ku saat berpapasan dengannya di gerbang
kampus. Dia
semakin membuat aku benci atas sikapnya pada ku, yang menganggap aku
seakan wanita matre yang melihat segi material seorang pria. Seminggu usai ajakan itu
ditolak, ia
membeli motor baru dan lewat di hadapan kakak ku dan pacarnya Ardo. Pulang kuliah dengan tubuh
yang melelahkan aku harus mendengar cerita dari Kak Rani, Ardo akan motor baru yang
Yohannes miliki. Di
tengah cerita mereka aku memotong ceritanya dengan berkata “Sudahlah, aku capek! Mau tidur dulu”. Perbincangan selesai
sampai di situ.
Aku kembali seperti sebelumnya, tak mau tahu lagi akan
hal itu. Dan
tak mau lagi mendengar tentang Yohannes. Bahkan tak mau tahu lagi
mengapa ia berubah menjadi lelaki yang berandalan. Jika dia berubah seperti
itu karena aku, betapa
bersalahnya diri ku terhadap dia. Namun, ketika aku merespon
perasaannya karena ia baik dan perasaan kasihan, berarti aku menyiksa
diriku serta membohongi perasaan ku. Membohongi
perasaaan sama dengan aku membohonginya yang pada akhirnya akan membuat dia semakin
terpukul oleh kebohongan. Ketika
aku pernah bertemu dengannya di kampus, dengan keberanian menyapa dia serta
tersenyum padanya. Aku
tak menerima respon apapun dari dia. Maka
setelah itu, aku
tahu bahwa ia takkan pernah mau lagi berteman dengan ku. Inilah sebagian dari cerita
cinta dalam pertemanan yang membuat aku kehilangan teman baik. Wanita seperti ku pantas
menerima sikap yang Yohannes lakukan pada diri ku. Namun, andai dia tahu bahwa aku
tipe wanita yang tidak menyukai teman lelakinya menyatakan perasaan
terhadapnya, ketika
dia sudah menganggap pria itu sebatas teman baik.
Rintik hujan membasahi jagat raya, rasa gelisah menghantui
hari-hari ku akan Yohannes. Melihat
perubahan dirinya, seakan
aku wanita terjahat di dunia. Tuhan, aku ingin suatu saat ia
akan kembali seperti awal aku mengenal dia. Hati mulai berseri
melalui setiap langkah demi langkah yang ku jalanin. Tawa itu sudah terlihat
di raut wajah Era. Kini, Era lebih sering bersama
dengan sahabatnya Resty, Alda, dan Shanti. Tiada hari tanpa kisah
persahabatan mereka. Resty, sahabat yang selalu ada
di samping Era baik dalam kenyataan dan dunia maya sekalipun. Di saat tali persahabatan
mereka semakin erat, kisah
cinta yang di jalanin mempengaruhi tali persahabatan mereka. Sehingga, pada ujungnya Septy makin
jarang bergabung dengan mereka. Septy
tak pernah lagi memberikan sedikit waktunya untuk kumpul bareng kita di kampus. Awalnya, kami menganggap bahwa dia
sibuk dengan bisnis yang sekarang menjadi profesi sehari-harinya. Kami maklum atas
kesibukan yang ia miliki, tetapi
tidak dengan hubungannya dengan Panji. Entah apa yang aku rasakan pada saat itu, Aku mulai takut jika
suatu saat nanti teman baikku akan meninggalkan ku sendiri hingga tubuhku
terkulai.
“Beb....” teriak Alda dari parkiran
motor memanggil ku dan Resty. Teriakannya
membuat langkah ini berhenti dan kami
menoleh ke belakang. Kami
pun berhenti hendak menunggu Alda menghampiri kami. Sesampainya di tempat, tak ada rasa malu
terhadap gerombolan orang di lapangan. Alda langsung memeluk dan cipika cipiki
pada kami berdua. Pelukan
serta ciumannya membuat ku terharu dan tak ingin kehilangan masa-masa seperti
ini. Dari
kami berlima, Alda
lebih dulu menjalanin hubungan pada teman kami Ary. Tapi,ia masih ada disini
bersama dengan kami menghabiskan waktu tuk bersama. Kekonyolan sikapnya mampu
membuat suasana diam menjadi mencair. Tawanya yang menggelegar membuat saya dan
Resty ikut tertawa. Dibalik
tawa kami, ada
pertanyaan pada diri kami bertiga “Kenapa Shanti berubah?” Shanti kini tak seperti
pertama kali kami mengenalnya. Dia
berubah menjadi sosok pendiam, murung
dan tak bersemangat. Bukan
hanya itu saja perubahaan yang terjadi pada Shanti, dia juga jadi sering
terlambat datang ke kampus. Ia
menjadi lebih sering duduk di belakang dengan ke kasihnya Donny. Perubahan itu membuatnya
semakin jauh dari sisi kami bertiga. Kami
merasa ada yang hilang dalam diri kami, ketika sikap Shanty mulai dingin terhadap
kami.
Aku
merasa bahwa ada hal yang menyebabkan dia begitu. Tapi, aku tidak tahu apa yang
ia sembunyikan dari ku. Hanya
bisa menebak-nebak atas hal itu, ”Bisa
saja Donny melarang Shanty dekat sama kami, bisa juga karena Donny tidak
menyukai kami yang terlalu ikut campur atas asmara mereka. Kami tidak bermaksud
untuk menjadi perusak dalam hubungan mereka, Memang dari sebelum
Shanty menerima cinta Donny. Resty
sangat menentang hubungan itu, terlebih
saya dan Alda. Karena
sikap Donny yang kekanak-kanakan, pecicilan
serta lebay itu membuat kami tidak percaya
bahwa dia akan menjaga Shanty dengan baik. Kami takut jika akhirnya
hanya kesedihan yang Shanti dapatkan dari diri Donny.
Cinta
hadir mewarnai persahabatan kami, dari
kita berlima tinggal aku yang belum punya kekasih. Oleh karena itu, terkadang aku berpikir
dan merenung di kesendirianku. Betapa
pilunya hari ku bila harus sebatang kara tanpa mereka. Aku akan merasakan
kesepian, kehilangan
sahabat yang selama ini bersama ku, karena
mereka akan lebih banyak menghabiskan waktu bersama kekasihnya. Tetapi, bukan berarti aku
berhenti melangkah menggapai tujuan awalku di kota Jogja. Tujuan awal yang fokus
pada cita-cita untuk menjadi orang sukses dan menaikkan derajat keluargaku agar
tak di pandang sebelah mata. Cinta
membuat persahabatan kami renggang terlebih antara kami dengan Shanti dan Septy. Keadaan itu membuat hati
ku menangis mengucapkan doa pada Tuhan
agar persahabatan ini tak putus sampai di sini. Di balik senduh tangisan
itu ada kerinduan dengan masa-masa dulu sebelum cinta hadir dalam diri
sahabat-sahabat ku. Aku
tak dapat melarang cinta untuk hadir pada hati sahabatku, sebab cinta datang tanpa
diharapkan.
Masa
demi masa kami lalui, tangis
dan tawa kami rasakan bersama selama tiga semester. Dua tahun sudah kisah itu
berjalan, namun
ketika semester tiga hanya ada cerita tentang aku, Resty dan Alda. Kami akhirnya terbiasa bertiga
melakukan segala sesuatu, belajar
bareng tanpa kehadiran Shanti, Septy. Kini hanya ada AER saja, sehingga teman kami yang
biasanya melihat kami berlima. Kini
hanya tinggal bertiga, kalau
tidak bertiga hanya berdua. Tiada
cerita yang dapat di rekayasa, semua
nyata dalam kehidupan ku.
Dunia
ini terasa berhenti, ketika
aku harus menghadapi kenyataan akan di tinggalkan oleh para sahabatku karena
cinta. Aku
tak dapat membayangkan apa yang akan terjadi jika mereka meninggalkan aku. Aku harus tetap tegar dan
yakin kalau salah satu dari keempat sahabatku akan ada bersama ku. Namun, ku belum tahu siapa yang
setia menjadi sahabat bagi ku. Akhirnya, waktu membuat aku
menyadari bahwa Resty dan Alda yang akan menjadi teman baik ku. Meskipun, Shanti tak begitu sering
di sisi ku lagi, aku
yakin bahwa dia memiliki kerinduan bersama dengan kami. Namun, dia tak berdaya akan
Donny yang menginginkan kehadiran Shanti setiap detik dalam pelukannya. Melihat Shanti yang tak
dapat berbuat apa-apa membuat kami kesal terhadap tingkah Donny yang menekan
Shanti dalam hubungan cinta mereka. Terlihat
dari wajah Shanti ketakutan setiap kali kami mengajaknya pergi main ke tempat
biasa nongkrong kita.
Kita semakin jarang bareng dalam
segala hal. Tapi
aku dan Resty hampir setiap saat bersama. Walaupun saat ini dia telah menjadi
kekasih kakak tingkat ku Mas Habib. ”Hahahahaha.......”
Lucu iya mendengar kata Mas-Mas. Tapi
itu lah sebutan buat para pria di kota istimewa jogja. Lingkungan menuntut aku
untuk mengerti akan bahasa daerah kota ini yang di gunakan sehari-hari adalah bahasa jawa. Bahasa yang sangat halus
di banding nada bahasa yang biasa saya pakai. Aku mulai bosan dengan keadaan
ini, yang
hanya pergi kuliah, belajar, pulang, tidur, makan dan seperti itu lah
seharian. Terkadang
aku berpikir untuk menjadi wanita yang super aktif. Tetapi, dibalik kata bosan itu, ada rasa takut mengakhiri
masa kesendirianku. Takut
kalau nantinya aku menyayangi orang yang salah.
Kebosanan dan kejenuhan kini menyelimuti
hari-hari ku, hingga
membuat aku seakan menjadi pribadi hilang kendali. Tugas kuliah yang menumpuk
dan tekanan dari organisasi yang aku ikutin menuntut keaktifan yang lebih
membuat aku berpikir untuk mencari kekasih agar aku dapat berbagi keluh kesah
dan tawa pada orang yang selalu ada di sisi ku. Keinginan besar itu
hampir membuat ku terjatuh ke dalam jurang yang terjal. Aku menyadari bahwa tidak
semua keinginan kita dapatkan dan tidak semua keinginan memberikan kepuasan dan
kebahagiaan. Setelah
itu, aku
berusaha bangkit dari keinginan itu, dan
memulai berserah pada sang pencipta. Kicauan
burung yang terbang bebas di langit membuat hati ku berseru dan bernyanyi
betapa indahnya hidup yang aku jalanin. Tak semua yang aku miliki saat ini di
miliki oleh orang lain. Maka
sejak dari situ aku selalu memulai hari ku dengan ucapan syukur dan penuh kasih
agar aku dapat tersenyum melalui kehidupan ini.
Seruan ku menghadirkan sebuah
harapan baru akan hari yang aku jalanin ke depannya, dunia baru serta dedaunan
yang gugur kini menghasilkan daun yang baru pada ranting-ranting pohon itu. Cinta mulai hadir dalam hati
ku,hadir tanpa di harapkan dan tak di rencanakan. Cinta itu hadir mengisi relung
hatiku yang telah bertahun-tahun hampa. Kini, kunci yang telah lama
hilang dari hati, ku
dapatkan dari lelaki hitam manis. Lelaki
yang baik, cuek
dan misterius itu.Dia pria yang ku kenal sejak interview keanggotan badan
eksekutif mahasiswa di bulan Oktober. Awalnya aku takut pada dia,s ejak interview. Entah mengapa ada rasa
yang berbeda pada diri ku terhadapnya. Rasa penasaran membuat aku ingin mengenal
sosok pria itu, mengenal
segala kepribadiannya dan tahu segala kelemahan dan kekurangan yang ada pada
dirinya. Ternyata
aku lemah oleh rasa penasaran, aku
mulai mengaguminya diam-diam hingga pada saatnya aku mulai menyayanginya tanpa
ada yang tahu. Dibalik
rasa sayang itu aku tak peduli ocehan dan omongan orang lain tentang dia, dan dimata ku ia adalah
pria baik. Pria
baik yang mungkin relatif, tetapi
aku melihat ada sesuatu yang membuat aku terpikat olehnya, namun aku belum tahu apa
yang membuat aku mengaguminya dan mampu menyayangginya.
Dia merupakan bayangan cinta untuk
ke dua kalinya yang aku rasakan setelah sosok lelaki tiga tahun yang lalu hadir
mewarnai hari-hari ku. Dia
adalah kakak tingkat ku di kampus, Pria
yang memiliki banyak teman wanita. Perasaan
suka itu membuat aku lemah, karena
semakin hari rasa suka itu menjadi rasa sayang hingga merubah menjadi rasa
ingin memilikinya ”Apa aku begitu egois?” Tanya
ku pada diriku. Mata
yang hanya dapat melihat dari kejauhan, serta tangan yang tak dapat menggapainya. Hati yang tersenyum bila
mendengar suaranya, Jantung
yang berdetak kencang bila di dekatnya. Pernahkah suara hati ku terdengar oleh mu, hati yang memanggil nama
mu dalam diam. Apa
yang aku rasakan tak kan pernah di tahunya.
Aku semakin di selimuti oleh rasa sayang
itu, namun
aku hanya mampu terdiam di dalam
persembunyiaan hatiku. Bahwa
rasa sayang ini hanya dapat aku simpan baik-baik tanpa di ketahui insan di
sekitarku. Di
dalam rasa sayang yang ku miliki terhadapnya, aku mulai goyah oleh
perbedaan yang ada di antara kami. Ingin
ku tetap bertahan oleh rasa ini, namun
sebesar apa pun usaha yang aku lakukan untuk memilikinya akan menjadi sia-sia. Dalam doaku aku berseru
menyebutkan namanya agar aku mendapatkan petunjuk dari Tuhan ku. Seruan itu membuat aku
semakin menyayanginya,namun aku tak dapat memilikinya. Kini, aku mencintai orang yang
tak mencintai ku,inilah yang sering di sebut dengan cinta bertepuk sebelah
tangan. Eitz....jangan
patah semangat dulu guys....
Karena
saya tidak pernah merasa menyesal jika aku hanya bisa mencintai tanpa
memiliki.oleh karena itu merupakan anugerah yang berasal dari sang pencipta. Cinta ini mengajarkan aku
untuk tetap tegar, sabar
dan tetap tersenyum. Walaupun
ada tangis di balik rasa itu.
Seandainya tak ada perbedaan itu, mungkin aku akan tetap
bertahan dan memperjuangkan rasa sayang ini, tetap menunggu hingga waktu
mempersatukan aku dengannya. Menunggu
yang tak pasti itu sangat menyedikan dan pilu serta membosankan. Bila jiwa ku mulai bosan
menunggu mungkinkah rasa saya pada Kak Dia akan hilang?? “Tidak...” Rasa sayang itu tidak
mudah untuk hilang, walaupun dia tak dapat
engkau miliki. Bertahan
lah dengan rasa sayang itu dan belajar lah untuk menghargai rasa sayang yang
ada dalam hatimu. Kali
ini aku menyayangi orang yang berbeda. Dimana pria ini terlihat
playboy...ternyata tak playboy.
Saya tahu bahwa tak seorang pun pria
senang di bandingkan oleh pria lain. Tetapi, kedua lelaki yang mampu
membuat rasa sayang itu hadir dalam diriku hanya lah mereka.Dua tipikal pria
yang berbeda dengan karakter yang berbeda serta sifat yang berbeda hingga tiga
ratus enam puluh derajat. Heran
dan aneh jika aku melihat ke dua pria itu. Dimana aku melihat jelas
perbedaan di antara mereka, pria
yang sama-sama aku sayangi saat ini. Pria
yang mengajarkan ku arti mencintai dengan tulus dan menyayangi dengan tulus
tanpa meliki apa yang mereka miliki. Perbedaan
itu membuat aku menjadi wanita yang kuat dengan segala kelemahanku. Lelaki yang luar biasa
mampu mengayomi, menjaga
dan melindungi diriku tanpa ada perbuatan yang melecehkan ku sebagai
kekasihnya. Lelaki
itu bernama Zecky, ia
slalu mengajari aku apa itu ketulusan, Dia sabar menghadapi tingkah ku yang tak
menentu. Zecky
yang mengajarkan ku bahwa persahabatan lebih penting dari seorang pacar. Dia juga yang mengajarkan
ku apa arti dari kehilangan. Aku
kehilangan pria seperti dia, namun
kini aku menemukan apa yang sempat hilang dari cinta ku pada lelaki yang
bernama Dia. Tetapi, kini larangan kembali
menghampiri rasa sayang ku terhadap dia. Kita di bedakan oleh keyakinan yang
menjadi jurang di antara tebing-tebing yang kokoh. Tebing yang hanya
memiliki tiga persen untuk dapat di robohkan.
Saya memberikan sikap peduliku
terhadap Kak Dia tanpa sadar,mulai memikirkan apa yang akan ia lakukan pada pengenalan
kampus dengan dana yang minim.Tetapi,aku bimbang atas sikapku, karena sikap ku yang
begitu kini komunikasi antara aku dan
kakak itu semakin berjarak. Dia
tak seperti yang aku kenal pertama kali, komunikasi tak segurih dulu. canda tawa antara aku dengannya
tak sehangat hari kemarin. Mungkin
dia sudah tahu apa yang aku rasa kan sehingga ia mulai menjaga jarak dari ku.
Pada akhirnya aku berserah akan
semua yang telah terjadi, aku
tetap berdiri tegak dengan rasa sayang ku padanya. Aku bertahan di tengah
kota oleh cinta yang tersembunyi. Aku
berdoa demi kebaikannya. Kini, aku sadar bahwa aku tak
dapat memiliki orang-orang yang ku sayangi pada saat ini. Namun, aku pernah bahwa rasa
sayang yang ku miliki menjadi kekuatan baru untuk aku lebih tegar dalam melalui
hidupku. Aku
sadar bahwa diri kalian adalah berbeda dan aku tak boleh menyamakan setiap sisi
yang kalian miliki. Terima
kasih atas cinta yang telah aku rasakan saat ini, suatu saat nanti akan ada
cinta yang lebih indah menemanin hari-hari kita.
Kisah cinta yang ada dalam setiap
hembusan nafas, hanya
akan menjadi pelipur lara dam hati bahwa aku pernah menyayangi dirimu hingga
saat ini. Rasa
sayang yang takkan pernah pudar oleh waktu. Cinta yang takkan pernah
dapat bersatu oleh perbedaan. Cinta
yang hanya dapat hadir dalam hati tanpa dapat mendekapmu. Kini, aku menyadari bahwa
kalian sosok pria yang istimewa bagi ku. Tak peduli keburukan apa yang pernah ada
dalam diri mu. Tak
peduli seberapa sempurnahnya diri mu, Namun keberadaan cinta dalam hati ku
mengajarkan ku untuk mencintai dengan tulus dan mampu mewujudkan kesempurnaan
cinta dengan menyebutkan nama orang yang kita kasih di setiap doa-doa yang kita
persembahkan pada Tuhan.
Komentar
Posting Komentar