Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2020

Part 9 Sharing Menggunakan Mantilla

Gambar
Shalom...Perkenalkan nama saya Resti Anifasa Pertama kali aku pakai mantilla adalah ketika aku dan temen-teman Orang Muda Katolik dapat tugas koor natal tahun 2016.  Rasanya senang banget yaaa bisa pake tudung kepala waktu misa, karena kan memang di negara kita udah hilang tradisi yang kayak begini dan perempuan Indonesia belum terbiasa dengan hal ini. Mengenakan mantilla bukan berarti kita lebih baik dari orang lain, tetapi bisa membuat kita untuk lebih concern lagi bagaimana cara berpakaian ketika kita ekaristi yaaa.  Memang Tuhan melihat hati tapi alangkah lebih baiknya sebagai manusia kita lakuin bagian kita untuk menjaga cara berpakaian kita agar lebih sopan dan tidak mengganggu orang lain. Yuk kita bisa mulai dengan langkah kecil, biar nama Tuhan semakin dimuliakan.  Tuhan memberkati 🙏 https://www.instagram.com/restianifasa/

Part 8 Sharing Menggunakan Mantilla

Gambar
Hai teman-teman muda, perkenalkan nama saya Priska Ariesta. Saya mau sedikit berbagi pengalaman saya mengenakan Mantilla. Dan inilah sharing aku iya teman-teman. Jadi awalnya aku tahu mantilla dari salah satu pewarta wanita dari Jakarta yang datang ke Bandar Lampung dalam salah satu acara kegiatan rohani. Awalnya bertanya-tanya apa yang di gunakan di atas kepala nya dan di dalam kegiatan tersebut dia menjelaskan bahwa yang ia pakai itu di sebut dengan mantilla.  Singkat cerita aku mulai cari tahu apa itu mantilla dan kenapa di gunakan.  Ternyata mantilla adalah kain penutup kepala/kerudung yang di gunakan dalam perayaan misa atau sakramen mahakudus. Selain itu mantilla ternyata dahulu nya di gunakan bagi setiap wanita yang ke gereja dan sekarang pun di beberapa negara tradisi tersebut masih menggunakan seperti di Korea salah satu negara yang masih menghidup tradisi gerejanya ini. Singkat cerita tahun 2016 kita anak anak Orang Muda Katolik Ratu Damai Lampung mendapat tugas koor untuk Ac

Part 7 Sharing Menggunakan Mantilla

Gambar
Anna Elissa, OP Saya telah setia dengan kerudung Misa. selama kurang-lebih tiga tahun. Kebanyakan orang tidak berkomentar, tetapi mereka yang didorong oleh rasa keingintahuan yang positif kemudian bertanya: “Mengapa?” Ya, mengapa saya akhirnya memutuskan untuk mengenakan kerudung Misa? Bukankah itu praktek yang sudah tua, sudah ketinggalan zaman, dan tidak diharuskan lagi setelah disahkannya Hukum Kanonik tahun 1983? Di sini saya tidak akan membahas kontroversi mengenai harus atau tidaknya mengenakan kerudung Misa pada masa ini. Bagi saya, tidak diwajibkannya kerudung Misa justru memperkuat alasan kita untuk mengenakannya atas dasar kasih kepada Yesus dalam Sakramen Mahakudus. Kasih lahir dari kehendak bebas, dan kini banyak wanita yang dengan bebas memilih untuk berkerudung Misa. Alasan mengapa saya berkomitmen mengenakan kerudung Misa berkembang seiring bertambahnya pengetahuan teologis saya, dan juga tidak lepas dari awal mula saya berkenalan dengan sepotong kain ini. Waktu itu tahu

Part 6 Sharing Menggunakan Mantilla

Gambar
Oktaviani Dalam nama Tuhan Yesus, perkenalkan saya Oktaviani. Saya akan membagikan pengalaman saya selama menggunakan mantilla.  Awalnya saya merupakan seorang anggota putri altar, hingga beberapa tahun saya menjadi putri altar saya dipertemukan dengan seorang teman yang mungkin mengajari saya untuk menjadi putri altar yang lebih baik lagi. Selama tahap pembelajaran teman saya mengusulkan agar di paroki kami menggunakan mantilla. Dari tahap tersebut kami berjuang agar mantilla tersebut bangkit kembali di  dalam Gereja Katolik tapi di mulai dengan para putri altar. Kami menyampaikan niat kami hingga ke uskup agar di setujui dengan syarat kami dapat menjaga hal tersebut. Dan Puji Tuhan kami para putri altar diperbolehkan untuk menggunakannya.  Dari pengalaman tersebut saya mendapat hal baru, saya tau berjuang menggunakan mantilla itu bagaimana. Sebenarnya awalnya saya menggunakan mantilla adalah disuruh teman saya tadi, tapi saya selalu berkata "saya belum siap" di benak saya,