Pertemuan Dengan Suster Paulina OFS

Pukul 19.00 wib Saya dengan Kak Rara ada janji untuk pergi ke tempat Susteran OFS yang dekat Gereja Santo Fransiskus Xaverianus, Kidul Loji. Malam ini tidak suatu kebetulan saya tak ada kegiatan. Rasanya saya juga menginginkan ajakkan itu. 
Pukul tujuh malam tepat Kak Rara menjemput aku dikostan. Dan saat itu juga aku sedang menunggu kabar dari adik Iber yang akan datang kekostan untuk menjemput motor. namun, mau tak mau aku menitipkan kunci motor kepada salah satu teman dikostan. 

Tepat seperti jadwal yang telah disepakati dengan Suster Paulina pukul 19.30 Wib kepada kami. Kami tiba di biara tepat waktu. perjalanan kami kesana, kami keterpa hujan dan kami tak memiliki mantel hujan. Hujan semakin deras, sampai akhirnya kami memilih mampir di indomaret untuk membeli mantel sekali pakai itu lalu melanjutkan perjalanan kami ke biara.

Saya belum pernah ketemu dengan Suster. Berbeda dengan kak Rara yang telah mengenal beliau lebih dulu dan bersama melayani sekolah minggu di gereja kidul loji. Sembari kedatangan kami disambut Suster dengan sangat hangat, kami pun dibawa keruang tamu dan dimana di ruangan itu hanya ada kita bertiga. 

Hari bertepatan ulang tahun kongregasi kesusteran OFS yang ke seratus lima puluh, malam ini kita datang membawa kue ulang tahun. Tawaran kak Rara tak membuat aku menolak untuk melangkahkan kaki ke biara.
Awal perbincangan kita mulai dengan saling berkenalan, dan sampai tanpa kami sadari jaam sudah menunjukkan pukul 20.22 Wib. Begitu cepat waktu berjalan dan tak ada rasa bosan bercerita dan berbagi dengan Suster Paulina.

Jujur, saya merasa canggung berada di dalam biara. Kepala saya diisi oleh banyak pernyataan dan apa yang selama ini ingin saya ketahuin mengenai seorang Suster malam ini terjawab sangat terjawab. Pertanyaan yang sering muncul di dalam kepala ku kalau sedang memikirkan sebuah panggilan hidup menjadi seorang biarawati.

Bersyukur dapat pengalaman baru dan cerita baru, dan sebelum kita pulang meninggalkan kesusteran. saya dan Kak Rara di bawa oleh Suster untuk melihat Kapel OFS dan para Suster yang kami temui di ruang tengah yang sedang menonton televisi menyarankan kami juga untuk masuk ke dalam kapel untuk berdoa. Lalu salah satu Suster berkata " Semoga Roh Kudus Turun, dan bisikkan pada saya apa yang Tuhan katakan sama kamu?"

Momen yang membuat saya takjub dengan Suster paulina pada saat dapat menanggapi panggilan hidup untuk menjadi biarawati. Dan sesuatu yang saya tahu dari sosok sahabatku yang bernama Rara ni adalah dia memiliki niat untuk menjadi seorang Suster. namun, masih ada pergumulan yang menjadi gemelut dalam hati dan batin akan melangkahkan kaki kemana. Sebagaimana juga setelah menyelesaikan kuliahnya di perguruan tinggi, dirinya masih akan mengabdi pada pemerintah untuk menggenapi utusan yang akan dijalaninya sebagai salah satu orang yang di sekolahkan oleh pemerintah Kalimantan Barat.

Kala kita bertanya lebih banyak tentang Kesusteran OFS, suster menjelaskannya dan hingga kongrerasi mana-mana saja yang memakai semangat Santo Fransiskus Asisi.  Hingga bagaimana kesusteran OFS yang hidup dalam doa dan berkarya.

Sedikit sejarah dan tentang OFS yang saya ketahui dari Suster Paulina 

"Kongregasi Suster-Suster Santo Fransiskus dari Tobat dan Cinta Kasih Kristiani (OSF)"

 “Terpanggil oleh kebaikan Allah, kita mengikrarkan hidup injil dalam Semangat Santo Fransiskus Assisi dan Ibu Magdalena Daemen”.

Kongregasi Suster-Suster Santo Fransiskus dari Tobat dan Cinta Kasih Kristiani, yang lebih dikenal dengan nama (OSF SEMARANG) didirikan oleh Ibu Magdalena Daemen,  pada tanggal 10 Mei 1835 di Heythuysen Belanda yang mengikuti peraturan (Regula) Ordo III Santo Fransiskus Assisi.


Pada tanggal 10 Mei 1835 ia bersama teman-temannya pindah ke Kreppel dan mulailah hidup berkomunitas. Maka tanggal 10 Mei 1835 dijadikan hari yang bersejarah yaitu hari berdirinya Kongregasi. Catharina Daemen yang sudah mendapat nama biara Magdalena diangkat sebagai pemimpin. Ibu Magdalena Daemen membawa kharisma kesederhanaan dan pelayanan fransiskan ke dalam dunia pada masanya. Ia adalah salah satu dari orang-orang dina, hidup dalam semangat pertobatan dan cinta kasih, dengan dijiwai oleh semangat St.Fransiskus Assisi yang cinta akan persaudaraan (fraternitas), kemiskinan (minoritas) dan damai.  Kepercayaannya yang tak tergoncangkan kepada Allah  membawa persatuan dalam kehidupan doa dan pelayanannya. Semangat Deus Providebit ini dihayati dan diyakini sepenuhnya oleh seorang wanita sederhana yang menjadi pendiri Kongregasi Suster-Suster Santo Fransiskus (OSF) dari Semarang ini. Keutamaan-keutamaan Ibu Magdalena seperti kemiskinan, kesederhanaannya, caranya bekerja, ketekunan, kegairahannya dalam bekerja, semangat doa yang bersemadi, cinta persaudaraan, keheningannya, ketentraman batin, cara menerima salib dan sikap yang selalu berterima kasih, menjadi kumpulan bunga di taman Santo Fransiskus. Ia melihat segala sesuatu yang terjadi melalui dirinya sebagai karya Allah. Beliau  meninggal dunia pada tanggal 7 Agustus 1858. Ibarat biji yang jatuh dan mati, menjadi tumbuh dan berkembang, berbuah banyak dalam keutamaan cinta kasih. Bunga-bunga Magdalena ini mekar ke berbagai negara. Dari Belanda Kongregasi berkembang keluar dan sekarang juga membawa kehadirannya secara fransiskan di Italia, Jerman, Polandia, Brazil, Amerika, Tanzania, Guatemala, Indonesia. 
(Sumber :https://www.komisikaryamisioner.org/2019/06/kongregasi-suster-suster-santo.html diakses pukul 12.10 Am)

Bukan hanya tentang OFS yang kita dapat. Namun, kita mendapatkan nasehat dari Suster Paulina yang mengatakan bahwa hidup adalah pilihan. Dan setiap orang dapat memilih apa yang menjadi panggilan hidup setiap orang. Apa lagi di zaman sekarang ini wanita akan lebih banyak di peruntukkan untuk memilih apa yang menjadi panggilan hidup. Dimana ada pilihan untuk menjadi wanita yang hidup berkeluarga, wanita karier atau justru pilihan untuk menjadi seorang biarawati.

Suster memberikan penjelasan banyak akan hal tersebut dengan melihat apa yang semakin banyak terjadi didunia ini. Semakin majunya teknologi dan semakin dituntutnya kita untuk hidup memiliki sebuah prinsip hidup. Sebab, dengan adanya prinsip dalam menjalani kehidupan akan membuat kita semakin mudah mengerti dan mengetahui apa yang baik untuk dipilih dan apa yang buruk untuk layak ditinggalkan dan menjauhkan diri dari orang-orang yang tak dapat saling mendukung untuk menjadi pribadi yang baik.

Benar sekali, Suster Paulina berpesan juga dengan saya dan Kak Rara yang berkata bahwa di zaman sekarang ini sebagai wanita kita harus bisa menjadi "Wanita yang kuat".
Wanita yang kuat yang bagaimana yang Suster paulina?

wanita kuat yang memiliki prinsip serta hidup mendekatkan diri kepada Tuhan dengan fokus lebih dekat dengan Tuhan. Agar dengan keintiman yang dimiliki kepada Tuhan, kita semakin mampu menanggapi panggilan hidup yang Tuhan kehendak buat kita.
Sebab, justru juga mengatakan setiap pilihan hidup yang telah di pilih dibutuhkan sebuah perjuangan dan semangat untuk dapat menggenapi panggilan tersebut sampai akhirnya.
 Suster paulina juga berkata pada kita berdua, jika Tuhan yang memanggil maka semua jalan keluar untuk melalui segala pergumulan dalam menjalankan panggilan tersebut akan selalu diberikan jalan dan diberikan kekuatan.

pertemuan hari mengajak aku untuk lebih mengenal diri dan hati ini, apa kehendak Tuhan buat hidupku? Sungguh, di perbincangan malam tadi juga membuat aku tercengang ketika Suster berkata "Mantapkan hati dulu tak mengapa, jika bersedia untuk mengenal lebih dalam OFS bisa mulai di bulan Juni ini.

Ditengah perbincangan tadi kita juga Suster bertanya apa kegiatan yang saat ini sedang aku geluti dan dimana Suster juga bertanya sudah melamar kemana saja? Dan sudah juga bertanya selain menunggu hasil ujian dari Telkom apakah sudah ada panggilan dari tempat yang dilamar dari perusahaan yang lain?

Dengan kenyataan yang saat ini aku mengatakan dengan jujur bahwa aku belum menerima panggilan kerja dari panggilan untuk bekerja. Bahkan aku menceritakan kegagalanku di test pelamaran di salah satu PT yang berada di Tangerang. Setelah usai membahas tentang itu, lalu Suster bertanya kembali apa rencana ku untuk ke depannya "lalu saya menjawab dengan sedikit sungkan mengatakan bahwa saya menunggu hasil dari test Telkom yang belum tahu kapan hasilnya keluar"

Suster tersenyum dan memberikan sebuah penawaran yang luar biasa. Dimana Suster memberikan tawaran untuk memasukkan lamaran kerja ke yayasan kesusteran OFS yang berkarya dalam bidang pendidikan, kesehatan dan sosial. Saya bahagia mendengarkan tawaran itu, dan Suster mengatakan akan mengirimkan alamat untuk mengirimkan alamat kemana lamaran tersebut untuk dimasukkan.

(Skip)

Pukul 21.02 Wib kita berpamitan pulang dengan Suster Paulina dan saling menitikan harapan semoga dapat bertemu lagi untuk saling bercerita banyak tentang panggilan hidup. Serta menentukan waktu yang baik untuk mendnegarkan bagaimana perjalanan Suster Paulina saat menjalani panggilan menjadi biarawati.



Salah satu pengalaman berharga lagi Tuhan berikan untuk aku nikmati dan menjadi kisah abadi untuk dapat ku kenang atas kesempatan yang sungguh luar biasa dari Tuhan



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Novena Santo Rafael Untuk Pasangan Hidup

PESAN ROMO FRANCESSO DUSKA

APA ITU MANTILLA?